January 31, 2015

OASE 2015

Logo acara OASE 2015
dini itu, 30 Januari, saya bergegas mengepak barang bawaan untuk ikut serta acara OASE Pedang Platinum. sibuk menonton film membuat bablas tidur tanpa persiapan.
sejak minggu lalu, yang kebetulan bertanggung jawab mengumpulkan biaya OASE selalu berteriak ramai dikelas. tak tertinggal di group chatting.
"Ayo bayar OASE ya!!"
"Yang cantik yang ganteng bayar OASE ya!!"
"Besok jangan lupa bawa uang OASE."

tak terhitung berapakali menyebut kata OASE, sebenarnya apa itu OASE?
entahlah, yang si penulis tahu hanya sekedar "Olah Akhlak Generasi Emas". kegiatan rutin di SMA Negeri 1 Bogor, untuk para muslim 'penopang' SMANSA. tanpa tahu apa yang akan dilakukan disana. mungkin tahu, hanya sekelibat.


pukul 06:30 tiba di sekolah, seperti biasa pembukaan acara dan doa bersama. tanpa lama, kami berangkat menuju tujuan.
disana, hari dijalani seperti biasa. beribadah, makan, tidur. semuanya dilakukan bersama-sama teman Pedang Platinum. tak lupa menghadiri pemberian materi, diselangi canda tawa dari teman PP.
mungkin awalnya hanya terkesan biasa, namun hingga saatnya, saya paham.

oh iya, ini loh yang selama ini kami panggil "Kakak" dengan berbagai sebutan Aa, Akang dan Teteh, atau bahkan sekedar sebut nama.

yang sempat-sempatnya menyisihkan waktu untuk kebaikan adik-adiknya kelak, membawa kehidupannya masing-masing. mungkin ini bukan kegiatan serupa pertama yang pernah saya hadiri. mungkin juga jauh sebelum saya menginjakkan kaki saya di SMANSA, saya sudah pernah mendapatkannya. sekali lagi, mungkin.
namun, yang pertama tak selalu abadi, yang sekali tak selalu kecil.
ya nyatanya memang ini yang saya/kami butuhkan, tepat ditengah-tengah kami merasakan kurangnya 24 jam dalam sehari. yang terisi penuh dengan belajar, bermain, menjadi organisator, dan menjadi para pemuja Allah.

seperti yang dikatakan, bukan untuk menasihati apalagi menggurui.
ya, kami disini saling introspeksi. karena nyatanya dihadapan-Nya tak ada yang mengalahkan melainkan ketaqwaan seorang hamba.

mungkin kami sudah tahu, mungkin kami sudah beribu kali mendengar. tapi jika tak terus dituntun, untuk apa semua pengetahuan? yang nantinya hanya jadi, sekedar tahu.

terima kasih Aa Teteh Jangkar Bahtera. bagi saya, Sekolah Kehidupan bukanlah 'kehidupan' tanpa didikan Aa dan Teteh. karena kebanyakan pemahaman tentang Sekolah Kehidupan seringkali tak saya dapat dari kursi sekolah dengan goresan tinta hitam pada papan putih.
selamat berjuang untuk mencapai tujuannya masing-masing, melalui jalannya masing-masing, dengan caranya masing-masing, tanpa lepas dari aturan-Nya.
semoga kita selalu dalam lindungan-Nya. Aamiin.

No comments:

Post a Comment