April 08, 2016

Pros and Cons UN 2016

Bismillahirrahmanirrahim,
Selamat malam, teman-teman.

Gimana UN-nya, lancar?

Entah kenapa mau nulis post ini, mungkin karena bingung mau menuangkan pikiran dimana. Malam ini chatting sama beberapa teman mengenai their opinion about what happened in UN 2016.
emangnya ada apa sih sama UN 2016?


buat yang gatau, jadi tahun ini adalah tahun kedua diberlakukannya system Computer Based Test yang sebelumnya udah dilaksanain sama sedikit sekolah di 2015. bedanya, di 2016 ini yang pakai CBT UN dilaksanain 6 hari dengan satu matpel satu hari, PBT 2 matpel per hari. dengan pertimbangan komputer yang gak cukup kalau dibuat satu hari dua matpel. karena dalam satu hari per matpel pun sudah dibuat 3 sesi. kalau 2 maptel per hari mau UN sampe tengah malem, mas? :)))

nah, dari penjelasan diatas udah paham kan apa problemnya? yak, soal UN PBT yang beredar dimana-mana dari sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau.

ada yang menarik dari hal ini.

tentunya setiap orang boleh berpendapat dan punya pendapat yang beda-beda kan?
dalam kasus ini, banyak anak CBT yang ngegunain soal UN PBT yang berserakan itu buat belajar, atau ada juga yang sekedar ngafalin jawabannya doang dengan harapan besar soal PBT bakal sama kayak soal CBT.

dan memang itu yang terjadi, pada kenyataannya soal PBT yang beredar banyak keluar juga di soal CBT.
loh tau darimana, Bil? lo pake soal PBT juga ya?

eits, ngga kok. gua sendiri tau dari isu yang beredar. gak cuma bermodal isu, gua sendiri pernah diminta bantuan sama temen buat jawab soal yang gua gatau itu soal apa, kemudian besoknya pas UN gua dapet soal yang sama, dan pas gua tanya ternyata itu soal PBT. BINGO.

jadi, dimana letak pros dan cons-nya?

PROS:
"yaudahlah gak kenapa-napa kita pake soal PBT, toh anggap aja belajar."

"pake soal PBT buat belajar sama aja usaha, kan? yang gak usaha itu kalau sepenuhnya pakai Kunci Jawaban."

CONS:
"jangan pake soal PBT ya guys, kasian anak PBT susah ngerjain kita enak-enakan pakai soal mereka dan soal yang keluar sama."

"ya menurut gua tetep kurang tepat ajasih kalau pake soal PBT buat belajar. gua yakin niat anak yang pake soal PBT itu berharap bakal ada soal yang sama, gak 100% niatnya sekedar belajar tanpa embel-embel."

---

menurut kalian?

gua sendiri tidak menyalahkan, pun tidak skeptis, cuma gua cenderung kontra dengan hal diatas heehee. tapi gua juga gak strict, radikal, etc dengan pemikiran gua sendiri. percakapan dengan banyak orang membuat pikiran gua terbuka (bisa dibaca post gua mengenai perspective:)), begini katanya:

said my friend whom sceptic to this case:
"100% kejujuran bukan solusi paling diplomatis kalau berurusan dengan manusia. memang kebenaran harus diutamakan, yang baik harus disampaikan, tapi kalau langsung 100% menyalahkan, biasanya orang yang kita lawan justru makin nolak dan nyerang balik."

said the other who really contra about using soal PBT:
"saat ketidakjujuran itu bukan hanya berdampak pada dirinya sendiri, tapi merugikan dan mengkhianati kerja keras orang lain. apa kita harus diam? bukankah dunia akan hancur karena diamnya orang baik?..."

see?

---

semangat buat kalian yang sudah merasa jujur, banyak orang bilang usaha tidak pernah mengkhianati hasil. tetap istiqomah sama pendiriannya dan jangan pernah ragu.

menyalahkan orang lain itu salah, membenarkan diri sendiri pun salah. diam ketika terjadinya ketidakbenaran pun bisa jadi salah. tapi yang pasti jangan mencaci tanpa kendali.

kalau mau dibilang ambis, koruptor juga ambis karena ingin keluarga hidup sejahtera. tapi kalian sendiri gak suka kan negeri ini penuh dengan koruptor?
ambisius dapat nilai sempurna itu bagus, tapi pakai cara yang halal itu lebih bagus.

---

jadi, menggunakan soal PBT, jujur atau curang?
it's depends on you.

No comments:

Post a Comment