Delapan ratus kilometer dari rumah emang ga deket, jadi harus pinter-pinter ngurus diri. Dan yang paling penting, gabisa sebentar-sebentar pulang buat tidur di kamar sendiri yang super nyaman ini (semoga kenyamanan kamar kost bisa ngelebihin kamar sendiri, biar betah disana).
Saya sendiri baru sadar kalo delapan ratus kilometer itu jauh, pas temen-temen bilang:
nah loh. jadi bener-bener dibuat sadar kalo bakal jauh dari semuanya. semua kebiasaan pas SMA. mereka, sekolah, dan nf (tempat nongkrong dari pra UN sampe pasca SBM). Surabaya, oh Surabaya, semoga saya betah."bil, ke nf atuh yuk. kangen gua." - Pale, dan saya lagi otw Surabaya
"kita belum ke nf lagi :( hati hati di surbay." - Fona, yang mendadak saya batalin janji ketemunya H-1 ke Surabaya
"Surbay jauh." - Fona lagi
"lu boleh tuh di its?" - El (karena sempet ga dibolehin jauh-jauh)
"nyay jauh sama depok." - Jihad
"jauh anjir Surabaya panas." - Faris
"Bogor ujan mulu. Beda bil sama Surabaya. Atiati gabetah." - Satya
"jauh banget bil..." - Khansa
"mantab jadi wong jowo ye bil." - Hali
"baru nyampe (Bogor). entar Surabaya lagi. Yaa Allah 800km++ bakal jadi biasa." - Saya sendiri, di grup gogon jenglot
No comments:
Post a Comment