September 12, 2016

500 miles from home.

Setelah ragu sama diri sendiri dan diragukan banyak orang dengan kuliah jauh dari rumah, sekarang saya udah benar-benar jauh dari rumah. Lima minggu lalu postnya tentang pindahan, sekarang udah pindah dan udah menikmati ritme di tanah rantau.

Kalau ditanya kenapa harus jauh-jauh dari rumah dan kenapa harus disini, saya juga gatau kenapa emang pengennya disini. Gak jarang juga ada yang nanya asal saya darimana, ketika dijawab dari Bogor, semuanya pasti bilang "Kenapa gak di IPB?".
Ya jawab aja sendiri saya juga gatau kenapa. Intinya saya memilih kampus ini, dan kampus ini juga memilih saya. Jadi saya disini.

Karena saya milih buat disini, jelas udah jadi resiko saya tentang hal-hal yang berbau jauh dari rumah. Waktu awal-awal dan belum ngerasa click sama lingkungan yang beda, saya pernah ngebala chat temen bilang kalo saya kangen rumah. Memalukan-_-

Tapi, katanya setiap penyakit selalu ada penawarnya. Sama, rindu rumah juga gitu.
Makan malem pertama bareng PP ITS. Abis makan ribet ngepm Gaung minta foto ini. Bilang penting, padahal buat ngepost blog. Tapi abis dikasih fotonya malah mentok ide buat blogging akhirnya baru sekarang-_-
Kemudian jadi sering makan bareng atau olahraga pagi sama mereka. Setidaknya tanah rantau ini jadi gak asing untuk sementara waktu.
Ini itu yang sama mereka lagi. Dan banyak lagi yang gak di dokum.
  Setelah serba sama mereka, akhirnya dipertemukan sama anak-anak dari banyak daerah.
Beda daerah asal, beda jurusan, beda prodi.
Intinya dengan jauh dari rumah, jelas banyak yang bisa dipelajari. Dari hal kecil kayak disini budayanya bicara aku-kamu, saya yang dari jabodetabek terbiasa lu-gua, gak sekali-dua diomongin orang pake bahasa sini karena ngomongnya lu-gua. Mungkin merekanya ngira saya gak ngerti bahasa mereka dan gatau kalo sayanya lagi diomongin. Padahal ngerti hehe. Banyak yang harus disesuaikan.

"Merantaulah, agar kamu tau bagaimana rasanya rindu dan kemana kau harus pulang.
Merantaulah, engkau akan menghargai tiap detik waktu yang kamu lalui bersama bapak, ibu, adik, kakak, ketika kamu pulang ke rumah.
Merantaulah, engkau akan mengerti alasan kenapa kau harus kembali.
Merantaulah, akan tumbuh cinta yang tak pernah hadir sebelumnya pada kampung halaman.
Merantaulah, engkau akan paham kenapa orang tuamu berat melepasmu pergi jauh.
Merantaulah, semakin jauh tanah rantauan, semakin jarang pulang, semakin terasa betapa berharganya pulang." - source unknown.

No comments:

Post a Comment